Scroll untuk baca artikel
DAERAHLAMPUNGPESAWARAN

Desa Bogorejo Adakan Grebeg Suro: Lestarikan Tradisi Lewat Kirab Budaya dan Wayangan

×

Desa Bogorejo Adakan Grebeg Suro: Lestarikan Tradisi Lewat Kirab Budaya dan Wayangan

Sebarkan artikel ini

LiputanTerkini.id, PESAWARAN — Dalam semangat melestarikan budaya lokal dan mempererat nilai-nilai kebersamaan, Pemerintah Desa Bogorejo, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran, menggelar acara Grebeg Suro sebagai rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Desa ke-33 sekaligus menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 Hijriah, pada Senin (7/7/2025).

Berbagai kegiatan bernuansa budaya mewarnai peringatan ini, mulai dari kirab budaya, sedekah bumi, hingga pagelaran wayang kulit semalam suntuk yang menampilkan dalang Ki Gondo Suharno, S.Sn dengan lakon “Kalimosodo Kawedar”.

Scroll untuk baca artikel
IKLAN

Kepala Desa Bogorejo, Herman, yang juga menjabat sebagai Ketua APDESI Kabupaten Pesawaran, menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar rutinitas seremonial, melainkan bagian dari komitmen desa dalam “nguri-uri kabudayan” atau melestarikan warisan budaya leluhur.

“Warga dari berbagai lapisan masyarakat membawa hasil panen seperti padi, buah-buahan, dan sayuran yang dihias indah. Semua itu diarak keliling desa sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas nikmat dan keberkahan alam,” ujar Herman.

Ia juga menambahkan bahwa tradisi seperti ini penting dikenalkan kepada generasi muda agar mereka memahami dan mencintai akar budayanya sendiri, di tengah arus modernisasi yang semakin deras.

“Selain menjadi ajang silaturahmi dan hiburan rakyat, kegiatan ini adalah bentuk syukur yang diharapkan mendatangkan tambahan nikmat, rejeki, kebahagiaan, dan kerukunan. Harapannya, Desa Bogorejo menjadi desa yang beradat, beradab, dan bermartabat , jadi desa yang Baldatun Thoyyibatun wa Rabbun Ghafur,” tambahnya.

Antusiasme warga terlihat sangat tinggi. Pawai budaya diikuti masyarakat dengan mengenakan pakaian adat Jawa, membawa gunungan hasil bumi, serta menampilkan atraksi seni seperti jaranan dan gamelan. Salah satu warga, Anitasari, menyebut momen ini sebagai “pesta rakyat” yang selalu ditunggu-tunggu setiap tahun.

“Suasananya meriah dan penuh makna. Ini bukan hanya tontonan, tapi juga tuntunan,” ujarnya.

Puncak kegiatan ditutup dengan doa bersama pada malam harinya, dilanjutkan dengan pagelaran wayang kulit hingga dini hari, sebagai bentuk refleksi spiritual sekaligus hiburan bernilai budaya tinggi.

Dengan konsistensi dalam menggelar acara budaya setiap tahunnya, Desa Bogorejo dinilai sebagai desa berkarakter kuat, yang mampu mengharmonikan antara nilai-nilai tradisi, religiusitas, dan kehidupan modern.

|Red

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *